Tanaman liar di Indonesia Timur mampu menambah daya seksual lelaki. Sayang, belum diproduksi secara massal.
Viagra punya saingan baru. Namanya Sanrego. Pesaing yang satu ini buka berasal dari laboratorium canggih mancanegara. Sebagai tumbuhan bernama latin lunasia amara blanco, yang tumbuh di kawasan Indonesia Timur. Cara menggunakannya cukup gampang. Tinggal diseduh dengan air, kemudian diminum. Air seduhannya mampu meningkatkan gairah seks lelaki melampaui batas normal, tutur Prof. Dr. Muchsin Darise, MSc, guru besar farmasa Universitas Hasanuddin Ujung pandang yang meneliti khasiat Sanrego.
Sampai kini, belum satu pabrik obat pun yang mengolah tanaman itu menjadi obat kuat. Padahal, Sanrego tumbuh di antara semak belukar dan hutan kering. Bentuknya khas. Batangnya licin, tingginya 12 meter, bunganya berselubung bulu warna putih serta cokelat dan berbau harum.
Khasiatnya sudah lama dirasakan penderita impotensi. Sebagaimana dituturkan sulaiman, pegawai negeri di Sulawesi Selatan terpaksa bercerai dengan istrinya tahun 1991, karena impoten. Lima tahun ia berobat ke sejumlah dokter spesialis dan dukun tetap gagal. Sampai ia di sodori sebungkus sanrego oleh kakaknya, Sulaiman sembuh total. Kini lelaki berusia 49 tahun itu sudah beristri lagi dan dikaruniai seorang anak. “saya selalu minum seduhan sanrego”, katanya.
Meski dikenal lama, tak jelas siapa penemu sanrego. Kecuali dongeng tentang seorang petani asal Sulawesi Selatan. Suatu hari, entah tahun berapa, petani itu menggembalakan kudanya di semak belukar tak jauh dari desanya. Dalam waktu satu jam, kuda yang memakan semak belukar itu berubah menjadi agresif sehingga ikatannya lepas, dan kabur mencari kuda betina. Iseng-iseng petani itu mengunyah tumbuhan yang dimakan kudanya. Hasrat lelakinya pun tidak terbendung.
Itulah yang mendorong Prof. Muchsin melakukan penelitian. Bersama beberapa peneliti Universitas Hasanuddin, ia meneliti kandungan tumbuhan sanrego, 1994. Dari penelitian yang dibiayai sendiri itu Muchsin menemukan tiga senyawa yang mampu meningkatkan gairah seksual lelaki. Yakni senyawa alkaloid yang berfungsi memperlancar saluran kencing. Senyawa sitosterol yang membentuk hormon steroid, dan senyawa glikosida dapat digunakan untuk kosmetik.
Meski temuan itu telah diperkuat oleh penelitian M. Hasbi dan Ludvina S.De Padua, dua ahli farmasi lain, Muchsin tidak gegabah. Ia belum berani memastikan bahwa ketiga senyawa itulah yang menyebabkan lelaki jadi perkasa. Bisa jadi ada zat lain yang belum terdeteksi. “Kami masih meneliti lebih lanjut”, katanya kepada Zainal Dalte dari GATRA. Yang pasti, 12 penderita impotensi berusia 40 sampai 60 tahun yang menjadi relawan Muchsin sembuh total setelah minum air seduhan sanrego.
Pakar pengobatan tradisional Prof. Hembing Wijayakusuma mengakui berbagai ekstrak tumbuhan memang punya khasiat masing-masing. “Memang berguna untuk menahan saraf sensorik untuk mencegah ejakulasi dini”, katanya kepada GATRA.
Terlepas dari semua itu, Muchsin nampaknya kalah berani dengan Dr. Yann Rougier, konsultan gizi kesebelasan Monaco dan Arsenal ini telah mengembangkan pil baru bernama Tigra. Tablet yang diklaim sebagai pesaing Viagra. Ini dilempar kepasaran sejak pekan lalu dengan harga miring. Harga sebutirnya Rp 14.500 atau sepersepuluh harga Viagra.
Harganya bisa murah, karena kandungan dalam Tigra tak begitu hebat. Campuran ekstrak tumbuhan dan buah-buahan suplemen yang sudah banyak dikenal. Misalnya Phosphatidylcholine yang terdapat pada kedelai, yang berfungsi memperlancar darah ditambah vitamin B1, B3, plus ginkgo biloba tanaman Cina yang berkhasiat menambah daya ingat serta ginseng. Separuh dari 60 pasien di Perancis yang melalui uji coba merasakan khasiatnya. Dengan promosi cukup efektif, Tigra merambah dunia, menyaingi Viagra. Padahal Sanrego lebih “greng” ketimbang pil orang Perancis itu.
—————————————————–
Kliping Majalah GATRA, 24 April 1999
Sudah diproduksi dengan merk Sanregogins