Kesulitan kehamilan pada seorang wanita bisa terjadi karena gangguan ovulasi atau adanya sumbatan di saluran indung telur. Kemudian dipengaruhi endometriosis, salah satu bentuk kelainan pada organ reproduksi wanita. Endometrium yang seharusnya berada di uterus (rahim), justru berada di lokasi lain. Jika berada di uterus, darah (menstruasi) yang keluar akan disalurkan dengan benar, namun jika berada di lokasi yang lain darah itu akan terhambat dan mengakibatkan iritasi atau kista yang mengganggu fertilitas (kesuburan) wanita. “Tanda yang paling gampang untuk mengetahui penyakit ini adalah saat haid pertama akan terasa sangat sakit,” ujar Ali Bazaid, guru besar Ilmu Kebidanan & Kandungan Fak. Kedokteran UI. Sering kali, tanda ini diabaikan oleh para wanita. Mereka menganggap hal itu sebagai sebuah proses ilmiah yang bisa hilang dengan sendirinya. “Padahal adanya sakit pada haid hari pertama adalah hal yang penting untuk dilakukan penanganan.”
Gangguan sistem reproduksi juga bisa terjadi pada pria. Banyak pria merasa telah melaksanakan ‘tugasnya’ dengan baik ketika sukses berejakulasi. Padahal, ada kalanya, cairan yang dikeluarkan itu hanya cairan saja tanpa satu sel spermatozoa. Atau jika ada sel-sel itu, kualitasnya kurang baik. Jadi, ketika istri tak kunjung hamil atau jika momongan tak kunjung datang suami sebaiknya introspeksi diri. Sebab, jangan-jangan pangkal masalah ada pada dirinya.
Mengenal penyebab intertilitas (ketidaksuburan) pada pria, menurut Wahyuning Ramelan, ahli androlog yang pertama adalah faktor genetik. Kedual, faktor dari luar seperti penyakit menular seksual. Dan radiasi juga bisa menurunkan fertilitas, bahkan menyebabkan kemandulan. Hindari paparan dari medan elektrostatik dan elektromagnetik. Sebaiknya tidak menaruh ponsel di saku depan celana atau berada di depan komputer sepanjang hari. Dan sekitar 35 persen justru disebabkan oleh faktor yang tidak bisa dijelaskan.
Seminar di Brawijaya women and childreen Hospitel, Jakarta (Republika, 21/12/08)