Waspadai Menurun Memasuki 40-an Tahun
TESTOSTERON
Testosteron (hormon kejantanan) diproduksi oleh buah zakar (testis) yang berada di dalam kantong pelir (scrotum). Hormon tersebut sudah di produksi sejak pria berada dalam kandungan 12-18 minggu yang berperan terhadap pembentukan dan pematangan sistem reproduksi-alat kelamin pria dan berlanjut untuk proses maskulinisasi – proses pembentukan sperma – fungsi seksual saat puber.
ANDROPAUSE
Andropause adalah suatu kondisi pada pria diatas umur pertengahan/paruh baya, yang mempunyai tanda dan keluhan mirip dengan menopause pada wanita, hal ini diakibatkan karena penurunan secara gradual/bertahap produksi hormon testosteron. Sebenarnya istilah andropause kurang begitu tepat, karena produksi hormon testosteron tidak habis sama sekali/tidak sampai ke titik nadir.
Produksi hormon testosteron sudah mulai menurun saat memasuki umur 40 an, penurunannya 0,8 – 2% tahun.
Cek list untuk mengetahui apakah anda (pria) sudah andropause:
Ereksi kurang kuat
Libido atau dorongan seksual menurun
Merasa lemas dan kurang bertenaga
Daya tahan dan kekuatan fisik menurun
Tinggi badan berkurang (akibat osteoporosis tulang belakang)
Merasakan kenikmatan hidup menurun
Sering merasa kesal atau cepat marah
Merasakan penurunan kemampuan saat berolahraga
Sering mengantuk dan tertidur sesudah makan malam
Merasakan adanya perubahan atau penurunan prestasi kerja
(Jika No. 1 dan No. 2: Ya, atau ada 3 jawaban ya selain nomor tersebut dan KADAR TESTOSTERON MENURUN
DISFUNGSI EREKSI
Tak dapat dipungkiri bahwa, Disfungsi Ereksi dan Ejakulasi Dini merupakan masalah yang sering menghantui kehidupan pria dirasakan sebagai malapetaka karena berarti kehilangan harga diri sebagai laki-laki dihadapan pasangannya.
Menurut data statistik, lebih 50% pernah mengalami disfungsi ereksi dan ejakulasi dini. Sayangnya karena rasa malu atau gengsi, kebanyakan penderita tidak bersikap terbuka bahkan cenderung menyembunyikan keluhannya dan secara diam-diam berusaha mencari pengobatan sendiri yang tidak dapat dijamin keberhasilannya.
Dahulu para ahli menganggap bahwa 90% penyebab gangguan fungsi seksual pria adalah psikis. Menurut penelitian belasan tahun terakhir ini ternyata penyebab utama adalah gangguan fisik (80-90%) dan hanya sekitar 20% yang tergolong psikis atau kejiwaan.
Mekanisme terjadinya disfungsi ereksi tidak sesederhana yang diperkirakan, tetapi merupakan hal yang sangat kompleks yang melibatkan: sistem pembuluh darah (vascular), sistem saraf (neurological). Hormonal (testosteron), sistem pemicu saraf/neurotransmitter (NO/nitric oxide).
Disfungsi ereksi dapat diakibatkan oleh karena: Psikis, depresi, kecemasan, pada pasangannya, dyslipedemia (gangguan lemak), gangguan fungsi ginjal, gangguan fungsi liver, hipertensi, kolesterol tinggi, stroke, kelainan pada jantung (gagal jantung, penyakit jantung koroner), proses penuaan (aging), gangguan hormonal, trauma di daerah panggul pasca operasi prostat, mengonsumsi alkohol, merokok serta pemakaian obat penenang dalam jangka waktu lama.
Kesimpulan: Testosteron mempunyai peran penting terhadap “fungsi seksual” pada usia lanjut (andopause), disamping perlunya merubah pola hidup yang dapat meringankan/meminimalkan disfungsi seksual seperti:
Berhenti merokok
Diet rendah lemak dan kolesterol
Olahraga rutin
Menurunkan berat badan pada obesitas (kegemukan)
Refreshing untuk mengurangi stress
Tidur tidak larut malam
Chek up (diabetes melitus, hipertensi hiperkolesterolemia, obese)
Mengonsumsi buah dan sayuran
Berfikir positif
Seminar, 31 Januari 2009 di RS PELNI Jakarta Oleh Dr. Herry Lubis, SpAnd Androlog-Seksolog