Malam terasa kian menyiksa bagi Hermawan – ia enggan disebut nama sebenarnya. Pria 42 tahun itu tak mampu lagi membagi kehangatan untuk istri tercinta. Itu terjadi pascaoperasi prostat. Masa kelam selama 5 bulan kini berakhir setelah ia rutin meminum air seduhan serbuk tumbuhan Sanrego (lunasia amara).
Uji Laboratorium
Bukan kebetulan bila Hermawan sembuh disfungsi ereksi setelah minum seduhan Sanrego. Dr. Subagus Wahyuono, MS menyingkap rahasia lunasia amara. Dosen Fakultas Farmasi Universitas Gajah Mada itu membuktikan melalui serangkaian riset. Ia memanfaatkan mancit (tikus) jantan untuk percobaan. Satwa pengerat umur 3-5 bulan dibagi dalam 6 kelompok berdasarkan dosis yang diberikan. Setelah dicekoki, lima menit kemudian, pengerat betina yang telah memasuki fase estrus – birahi – dimasukkan ke dalam kotak berisi para pejantan.
Tiga fase yang diuji meliputi efek koitus, introduction, dan climbing. Riset membuktikan, Sanrego dosis 200 mg/kg bobot tubuh meningkatkan efek koitus pada tikus sebesar 85,2%. Angka itu lebih tinggi dari climbing – tikus jantan menaiki betina – yang cuma 84,9%. Fase introduction – kedua tikus saling mendekat – yang hanya sebesar 84,2%. Hasil penelitian menunjukkan tumbuhan Sanrego mengandung alkaloida dan terpenoida. Kedua zat itulah yang berperan sebagai komponen utama pemicu afrodisiak.
Multikhasiat
Jauh sebelum Subagus Wahyuono meneliti tanaman Indonesia Timur, masyarakat Angin Mamiri telah menggunakannya secara turun-temurun. Selain meningkatkan kebugaran serta kejantanan, manfaat lain dari Sanrego, adalah mengobati berbagai penyakit yang juga disebut multikhasiat. Air seduhan dan sedikit tawas mengatasi bagian tubuh yang bengkak dan penyakit kulit. Sanrego juga dapat digunakan untuk pengobatan gastralgia – kondisi dinamik dari organ pencernaan.
“Masyarakat menggunakan batang Sanrego untuk direbus kemudian diminum”, ujar Gemini Ilham, mahasiswa pascasarjana UGM yang juga meneliti Sanrego. Hasilnya luar biasa. Meski kerja berat, stamina tetap prima.
Hati-hati
Sebagai penjual Mas Jen di Depok mewanti-wanti agar pembeli berhati-hati, seiring maraknya peredaran serbuk atau pil Sanrego palsu adalah sangat berbahaya. Lina Mardiana herbalis asal Yogyakarta dengan penggunaan obat kuat yang salah bisa merusak tubuh, daya pikir jadi lemah dan lambat bahkan stroke.
Dikatakan dokter Boyke Dian Nugraha, Pemilik Klinik Pasutri di Tebet, Jakarta Selatan. “Obat kuat seharusnya digunakan secara bijaksana. Jangan dicampur zat kimia apa pun tanpa sepengetahuan dokter”, ujar Boyke. Banyak obat kuat yang beredar di pasar dicampur zat lain agar efeknya lebih terasa. Pemakai obat kuat itu harus dilihat dari sumber penyakit. Kalau ia menderita diabetes, harus diturunkan dulu kadar gulanya supaya kesehatan pria juga normal. (Dewi N Permas)
———————————————————-
Kliping Majalah TRUBUS 431-Oktober 2005